BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang sudah umum dan merupakan salah satu dari tiga rangkaian penyakit yang mematikan, selain perdarahan dan infeksi, dan juga banyak memberikan kontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Pada tahun 2001, menurut National Center for Health Statistics, hipertensi gestasional telah diidentifikasi pada 150.000 wanita, atau 3,7% kehamilan. Selain itu, Berg dan kawan-kawan (2003) melaporkan bahwa hampir 16% dari 3.201 kematian yang berhubungan dengan kehamilan di Amerika Serikat dari tahun 1991 - 1997 adalah akibat dari komplikasi-komplikasi hipertensi yang berhubungan dengan kehamila.
Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensif selama beberapa dekade, hipertensi yang dapat menyebabkan atau memperburuk kehamilan tetap menjadi masalah yang belum terpecahkan. Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul setelah minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida. Jika timbul pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya.
Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi dalam kehamilan berhubungan secara langsung terhadap penurunan aliran darah efektif pada sirkulasi uteroplasental, juga karena terjadi persalinan kurang bulan pada kasus-kasus berat. Kematian janin diakibatkan hipoksia akut, karena sebab sekunder terhadap solusio plasenta atau vasospasme dan diawali dengan pertumbuhan janin terhambat (IUGR). Di negara berkembang, sekitar 25% mortalitas perinatal diakibatkan kelainan hipertensi dalam kehamilan. Mortalitas maternal diakibatkan adanya hipertensi berat, kejang grand mal, dan kerusakan end organ lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Preeklamsia
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005). Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang dari Preeklampsia yang ringan sampai Preeklampsia yang berat (geogre, 2007). Preeklampsia terbagi atas 2 bagian, yaitu :
a. Preeklampsia ringan, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :
- Tekanan darah 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pelaksanaan 6 jam.
- Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pelaksanaan 6 jam.
- Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
- Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 urin keteter atau midstream.
b. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
- Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
- Oligouria, urin kurang dari 40 cc/24 jam
- Proteinuria lebih dari 3gr/liter
- Adanya gangguan selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di epigastrium.
- Terdapat edema paru dan sianosis. (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998).
B. Epidemiologi Preeklamsia
1. Frekuensi Preeklampsia
Di Indonesia frekuensi kejadian Preeklampsia sekitar 3-10% (menurut Triadmojo, 2003) sedangkan di Amerika serikat dilaporkan bahwa kejadian Preeklampsia sebanyak 5% dari semua kehamilan (23,6 kasus per 1.000 kelahiran). (menurut Dawn C Jung, 2007).
Pada primigravida frekuensi Preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda, pada (tahun 2000) mendapatkan angka kejadian Preeklampsia dan eklamsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur sebesar 74 kasus (5,1%) dari 1413 persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2000, dengan Preeklampsia sebesar 61 kasus (4,2%) dan eklamsia 13 kasus eklamsia 13 kasus (0,9%). Dari kasus ini terutama dijumpai pada usia 20-24 tahun dengan primigravida (17,5%).
2. Faktor Risiko Preeklampsia
- Riwayat Preeklampsia
- Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibody penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia
- Kegemukan
- Kehamilan ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempunyai bayi kembar atau lebih.
- Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensu kronik, diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik arthritis atau lupus.
C. Etiologi Preeklamsia
Etiologi Preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit teori”, namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab Preeklampsia adalah “teori iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini.
D. Patofisiologi Preeklamsia
Pada Preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia (Cunningham, 2003). Perubahannya pada organ-organ :
- Perubahan hati perdarahan yang tidak teratur terjadi rekrosis, thrombosis pada lobus hati rasanya nyerim epigastrium
- Retima
- Metabolisme air dan elektrolit
- Mata
- Otak, pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri.
- Uterus aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta.
- Paru-paru, kematian ibu pada preeclampsia dan eklamsia biasanya disebabkan oleh edema paru.
E. Gambaran Klinis Preeklamsia
1. Gejala Subjektif
Pada Preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah karena perdarahan subkapsuer spasme areriol. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada Preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. Tekanan darahpun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolic 15 mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah pada Preeklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikarda, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, perdarahan otak.
F. Diagnosis Preeklamsia
Diagnosis Preeklampsia dapat ditegakkan dari gambaran klinik dan pemeriksaan laboratorium. Dari hasil diagnosis, maka Preeklampsia dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut :
- Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal.
- Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliter atau kualitatif 1+ atau 2+ pada urine kateter atau midstearm.
2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
- Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
- Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+.
- Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
- Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di epigastrium.
- Terdapat edema paru dan sianosis
- Trombositopenig (gangguan fungsi hati)
- Pertumbuhan janin terhambat.
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS BIODATA
Nama Pasien
Umur
Suku/bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat Rumah
Telp
Alamat kantor
Telp
|
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
|
Ny. Y
23 Tahun
Aceh
Islam
SMP
IRT
Seulalah
0641-54103
-
-
|
Nama suami
Umur
Suku/bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Telp
Alamat kantor
Telp
|
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
|
Tn. K
25 Tahun
Padang/Indo
Islam
SMA
Wiraswasta
Seulalah
0641-54103
-
-
|
B. ANAMNESA
Pada
tanggal : 21 Juli 2009 pukul : 13.30 WIB
1.
Alasan kunjungan :
Periksa kehamilan
2.
Keluhan
utama : Penglihatan
kabur, nyeri kepala berat, nyeri didaerah uluhati, lelah, bengkak pada tangan,
kaki dan muka.
3.
Riwayat kehamilan sekarang ini : G1 Po
Ab0
1.
Riwayat menstruasi
HPHT
: 13 Januari 2009 – TTP : 12 Okt 2009
Menarche
: 13 tahun
Siklus
: 28 hari
Banyaknya
: 3 x ganti duk
Dismenerhoe
: ada
Teratur/tidak
: teratur
Lamanya
: ± 6 hari
Konsitensi darah : cair
+ gumpal
2.
Tanda-tanda kehamilan : tmt I
Haid yang berhenti
3.
Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : 16 minggu
Pergerakan fetus 24 jam terakhir : 25
kali
4.
Keluhan yang dirasakan pada kehamilan ini :
Rasa
lelah : ada
Mual muntah yang
lama
: tidak ada
Nyeri
perut : tidak ada
Sakit kepala
berat : ada
Penglihatan
kabur : ada
Nyeri
BAK
: tidak ada
Rasa gatal pada vulva dab
vagina/sekitarnya : tidak ada
Pengeluaran cairan
pervagina
: tidak ada
Nyeri, kemerahan, tegang pada
tungkai : tidak ada
Oedema : ada
5.
Diet /makan
seharu-hari
Komposisi : nansi+ikan+sayur
Pola
makan : 3 kali sehari
Perubahan makan yang dialami
-
Ngidam : tidak ada
-
Nafsu
makan : berkurang
6.
Pola
eliminasi
:
-
BAB : 1-2x/hari
-
BAK :
-7x/hari
7.
Aktivitas sehari-hari : IRT
8.
Pola istirahat dan tidur : siang ± 1 jam, malam ± 7 jam
9.
Seksualitas : 2x seminggu
10. Imunisasi
:
TT1
tanggal : 11 Juli
2009
TT2
tanggal : 10
Agustus 2009
11.
Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
: belum ada
No
|
Tgl/thn/pertolongan
|
Tempat pertolongan
|
Usia kehamilan
|
Jenis persalinan
|
Pertolongan
|
Penyakit kehamilan&persalinan
|
anak
|
|||
Jenis
|
BB
|
PB
|
Keadaan
|
|||||||
1
|
Hamil ini
|
27 Minggu
|
PEB pada
kehamilan
|
|||||||
5.
Riwayat kehamilan kembar : belum ada
6.
Riwayat KB / kontrasepsi yang pernah
digunakan : belum ada
7.
Riwayat Kesehatan
1. Penyakit yang pernah diderita :
Jantung
: tidak ada
Hipertensi
: tidak ada
Hepatitis
: tidak ada
DM
: tidak ada
Ginjal
: tidak ada
PMS
dan HIV/AIDS : tidak ada
Epilepsi
: tidak ada
Lain-lain
: tidak ada
2. Perilaku kesehatan
Penggunaan
alcohol / obat-obatan sejenisnya : tidak ada
Obat-obatan
/
jamu
: tidak ada
Merokok
/ makan
sirih
: tidak ada
Irigasi
vagina / ganti pakaian
dalam
: tidak ada
8. Riwayat Sosial :
1. Status Perkawinan : syah
Jumlah
: 1 x
Kawin
: umur
: 21 Tahun
Lamanya
: 4 tahun
2.
Kehamilan ini direncanakan / tidak :
direncanakan
3.
Jenis kehamilan yang diharapkan
: laki-laki
4.
Rencana mengasuh anak
: sendiri
1.
Keadaan umum : Compos Mentis
2.
Tanda vital
Tekanan
darah : 160/110 mmHg
Denyut
nadi
: 80x / menit
Pernafasan
: 16x / menit
Suhu
: 370C
3.
Lila
: 24 cm
TB
: 162 cm
BB
(sebelum hamil) : 55 kg
BB
(selama hamil) : 68 kg
4.
Pemeriksaan Obstetri
1)
Inspeksi
Muka
: Edema
Conjungata
: tidak pucat
Sclera
mata : normal
Leher
: Struma : tidak
ada
Vena
jugularis : normal
Dada
: simetris : ya
Mamae
: Benjolan : tidak ada
Striae
: ada
Ariola
: menghitam
Papilla
: Menonjol
Pinggang
nyeri : tidak ada
Ekstramitas
: oedema tangan dan jari : ada
Oedema
tibia
: ada
Betis merah/lembek/keras : tidak ada
Varices
tungkai
: tidak ada
Reflex patella
kanan : ada
Abdomen
: Bekas
luka
: tidak ada
Pembesaran
perut
: ada
Bentuk
perut
: bundar
Oedema
: tidak ada
Acites
: tidak ada
2)
Palpasi Uterus
TFU
: 27 cm
Kontraksi
: ada
Letak
: membujur
Presentasi
: kepala
Posisi janin
: puki
Penurunan kepala : konvergen (belum masuk
PAP/pintu atas panggul)
TBBJ
: 2480 gram
3)
Auskultasi
DJJ
: ada/terdengar Tempat : 3 jari
diatas umbilicus
Frekuensi
: 126x/menit
teratur/tidak :
teratur
4)
Genetalia (Inspeksi)
Vulva
dan vagina
: Varices : tidak ada
Luka
: tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Nyeri
: tidak ada
Perineum
: bekas luka / luka parut : tidak ada
Lain-lain
: tidak ada
D. UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah : dilakukan
Haemoglobin
: 10 gr%
Haemotokrit : tidak dilakukan
Pemeriksaan urine : dilakukan
Protein
: 3+
Albumin : tidak dilakukan
II.
INTERPRETASI DATA
Identifikasi
diagnose, masalah dan kebutuhan
DX
: Ibu primigravida dengan usia kehamilan 27 minggu, presentasi kepala, janin
hidup, intrauteri, tunggal, dengan preeclampsia berat
DS
: - Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang
pertama dan tidak pernah keguguran
- Ibu mengatakan sakit kepala berat, nyeri
didaerah uluhati, lelah, penglihatan kabur, serta bengkak pada tangan, kaki dan
muka.
DO
: - Ibu G1P0A0
hamil 28 minggu
-
HPHT
: 13 januari 2009
-
TTP
: 20 oktober 2009
-
Inspeksi
: edema pada tangan, kaki dan muka
-
Vital
sign :
TD
: 160/110 mmHg
Denyut nadi : 80x / menit
Pernapasan : 16x / menit
Suhu
: 370C
-
BB
: 55 kg menjadi 68 kg
-
Palpasi Uterus
TFU
: 3 jari diatas umbilicus
DJJ
: ada/teratur : 126 x / menit
TBBJ
: 2480 gram
-
Pemeriksaan lab :
Golda
: O
Hb
: 10 gr %
Protein Urine : 3 +
Masalah : Ibu
cemas dengan proses persalinan dan dengan keadaan umumnya yang kurang baik.
Kebutuhan
: KIE tentang kehamilan dan masalah yang berhubungan
dengan kondisi ibu.
III.
ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Identifikasi
diagnose dan masalah potensial disesuaikan dengan diagnose dan masalah yang
sudah diidentifikasi.
IV.
TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Kolaborasi
Dengan Dokter Obgyn
V.
RENCANA MANAJEMEN
Tanggal
: 21 Juli
2009
Pukul : 13.30 Wib
Meliputi
:
Pemberian obat
Anjurkan ibu untuk di rawat di RS
Anjurkan ibu untuk istirahat total
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
Beri KIE kepada ibu tentang kehamilan dan masalah yang
berhubungan dengan kondisi ibu
Beri support mental pada ibu
VI.
IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Tanggal
: 21 Juli
2009
Pukul : 13.30 Wib
Memberikan obat :
Pasang
infuse dengan cairan Dex 5% dengan kecepatan 15-20 tetes / menit
Beri
MgSO4 2 gr
Menganjurkan ibu agar segera di rawat di RS agar memperoleh
pengobatan dan pengawasan yang intensif dari pihak RS
Menganjurkan ibu untuk lebih banyak beristirahat, dan jangan
terlalu banyak bekerja
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi,
serta suplemen Ca dan Mg
MemberI
semangat pada ibu, agar ibu tidak terlalu cemas pada saat proses persalinan
yang akan dihadapi ibu.
VII.
EVALUASI
Tanggal
: 21 Juli 2009
Pukul : 14.30 wib
Setelah MgSO4 diberikan TD ibu menjadi 150/90
mmHg, dan ibu tidak lagi merasa lelah serta bengkak pada tangan, kaki dan muka
sudah mulai berkurang.
Setelah ibu memperoleh perawatan dan pengobatan di RS, keadaan
umum ibu sudah mulai membaik
Ibu menerima dan melaksanakan anjuran yang diberikan oleh
tenaga kesehatan / bidan, dan ibu tidak cemas lagi dengan kehamilan dan
keadaannya.
BAB
IV
PENDUKOMENTASIAN
SOAP
Tanggal
: 21 Juli
2009
Pukul : 13.30 Wib
S
: Ny. B 25 tahun, hamil pertama usia kehamilan 27 minggu, datang klinik bidan
dengan keluhan penglihatan kabur, nyeri kepala berat, lelah, nyeri di daerah
uluhati, serta bengkak pada tangan, kaki dan muka.
O
: Ibu G1P0A0 hamil 28 minggu
-
Keadaan umum
: compos mentis
-
Keadaan emosional : cemas
-
HPHT
: 13 januari 2009
-
TTP
: 20 oktober 2009
-
Inspeksi
: edema pada tangan, kaki, dan muka
-
Vital
sign
:
TD
: 160/110 mmHg
Denyut nadi : 80x / menit
Pernapasan : 16x / menit
Suhu
: 370C
-
BB
: 55 kg menjadi 68 kg
-
Palpasi
uterus :
TFU
: 3 jari diatas umbilicus
DJJ
: ada/teratur : 126x/menit
TBBJ
: 2480 gram
-
Pemeriksaan lab :
Golda
: O
Hb
: 10 gr %
Protein urine : 3+
A
: Ibu primigravida usia kehamilan 27 minggu dengan preeklamsia berat, jika
keadaan tersebut masih berlanjut maka akan menjadi eklamsia dan harus melakukan
kerjasama dengan ahli medis (dr. obgin)
P
: memberikan obat :
Pasang infuse dengan cairan Dex 5% dengan kecepatan 15 – 20 tetes / menit. Beri
MgSO4 2 gr
-
Mengajurkan ibuy agar segera di rawat di RS agar memperoleh
pengobatan dan pengawasan yang intensif dari pihak RS
-
Mengajurkan ibu untuk lebih banyak beristirahat dan
meninggalkan pekerjaan yang dianggap dapat membuat ibu menjadi lelah.
-
Mengajurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
serta suplemen Ca dan Mg.
-
Memberi semangat kepada ibu, agar ibu tidak terlalu cemas
pada saat proses persalinan yang akan dihadapi.
Evaluasi
Tanggal :
21 Juli
2009
Pukul : 14.30 Wib
-
Setelah MgSO4 diberikan TD ibu menjadi 150 / 90
mmHg, dan ibu tidak lagi merasa lelah serta bengkak pada tangan, kaki, dan muka
sudah mulai berkurang.
-
Setelah ibu memperoleh perawatan dan pengobatan di RS,
keadaan umum ibu sudah mulai membaik.
-
Ibu menerima dan melaksanakan anjuran yang diberikan oleh
tenaga kesehatan / bidan, dan ibu sudah tidak cemas lagi dengan kehamilan dan
keadaannya.
BAB V
PEMBAHASAN
Preeklampsia berat adalah timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria dam atau edema pada kehamilan setelah 20 minggu. Pada kasus ini ibu dikatakan mengalami preeclampsia berat karena mengalami hipertensi, yaitu tekanan darah sebesar 160/110 mmHg dan disertai proteinuria +3. Hipertensi terjadi sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tahanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat tercukupi.
Penurunan filtrasi glomerulus akibat spasmus arteriole ginjal menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun yang men yebabkan retensi garam dan juga retensi air. tanda lain dari preeclampsia berat yang tidak dijumpai pada kasus ini adalah Oliguria, jumlah produksi urine < 500 cc / 24 jam yang disertai kenaikan kadar kreatinin darah.
Pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria atau anuria. Gangguan visus : mata berkunang-kunang karena terjadi vasospasme, edema/ablation retina. Hal ini dapat diketahui dengan oftalmoskop. Gangguan serebral : kepala pusing dan sakit kepala karenba adanya resistensi pembuluh darah dalam otak. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen karena regangan selaput hati oleh perdarahan atau edema atau sakit akibat perubahan pada lambung.
Edema paru merupakan penyebab utama kematian pada penderita preeclampsia dan eklampsia. Komplikasi ini terjadi sebagai akibat dekompensasio kordis kiri. Pertumbuhan janin terhambat (IUGR) terapi preeclampsia berat menggunakan MgSO4 40% 15 cc dalam 500 cc larutan Rl (drip 28 tetes/menit) dan MgSO4 40% 4 g IV (bolus) dalam kasus ini terbukti efektif dalam mencegah terjadinya kejang pada penderita. Pemberian nifedipin 3x 10 mg peroral juga efektif pada pasien ini. Setelah bayi lahir keadaan tekanan darah pasien segera turun dan berada dalam keadaan normotensi (tekanan darah normal) sehingga pemberian MgSO4 tidak dilanjutkan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil, penyakit ini ditandai dengan tekanan darah yang meninggi diikuti oleh peningkatan kadar protein dalam urine. Dan dapat menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal ini menyebabkan berat badan bayi yang akan dilahirkan relative kecil, si ibu akan melahirkan secara premature.
Wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami peningkatan TD, gagal ginjal, kejang-kejang dan dapat menyebabkanm koma, atau bahkan kematian baik sebelum atau setelah melahirkan.
B. Saran
Makalah ini disusun agar para pembaca khususnya pada wanita hamil agar selalu memeriksakan kehamilannya, kepada tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk, editor, Kapita selekta kedokteran, jilid I. edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2001
Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. Synopsis Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC. Jakarta, 1998.
http://www.scribd.com/doc/899951/laporan kasus preeklampsia nas.
http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia dan eklampsi pada kehamilan.
http://khuheimi.blogspot.co,/2006/08/preeklampsia dan eklampsi.html.
Hanifa. Ilmu Kebidanan ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. Jakarta 2005
http://kuliahbidan.wordpress.com
http://preeklamsia.blogspot.co.id/2013/07/makalah-preeklamsia.html