Sebenarnya suntikan itu tidak menyakitkan, namun apa yang menjadi nyeri saat seorang tenaga kesehatan menyuntik Anda? Perlu Anda ingat, rasa nyeri itu tidak semuanya disebabkan oleh tusukan jarum suntik, melainkan disebabkan oleh obat yang dimasukkan ke dalam otot Anda. Jadi, setiap obat yang disuntikkan memiliki kadar nyeri yang berbeda. Sebagai contoh, pasien-pasien yang saya suntik selalu merasa takut jika mereka melihat obat yang disuntik berwarna merah. Itu karena mereka memiliki pengalaman nyeri dengan obat tersebut.
Obat yang berwarna merah itu adalah jenis obat tambah darah (Neurobion, dan lain-lain) yang memang sangat nyeri apabila disuntikkan. Selain itu, menurut pengalaman saya dan juga pasien saya, Dexamethasone yang disuntikkan ke dalam otot juga sangat nyeri.
Seorang tenaga kesehatan tentu harus tahu bagaimana caranya menyuntikkan (injeksi) yang benar, hal itu selain dapat mencegah timbulnya hal-hal yang tak diinginkan juga dapat meminimalkan rasa nyeri. Sebagai contoh juga, menyuntikkan obat di bokong yang benar selalu tidak mengeluarkan darah, dan apabila salah, darah pasti keluar dan nyeri juga lebih parah.
Saya menulis artikel ini karena pengalaman saya sendiri yang sebenarnya sangat takut disuntik meski saya adalah seorang tenaga kesehatan. Selain itu, saya juga beberapa kali melihat pasien yang takut disuntik, salah satunya adalah adik saya yang megalami sakit parah di bulan Desember ini. Sangat menyedihkan, dia mengalami Tifus sekaligus DBD. Dan tentu saja, dia harus diopname karena kondisinya yang sangat memprihatinkan. Dia harus mendapatkan beberapa suntikkan dan itu sudah membuatnya ketakutan (padahal sebelumnya tidak). Nah, saya yakin, Anda yang sudah sering merasakan sakitnya disuntik pasti akan mencari tahu alternatif yang lebih nyaman bagi Anda.
Cairan obat yang disalurkan ke dalam tubuh nantinya akan disematkan melalui sebuah patch (plester tambalan). Patch tersebut nantinya akan ditempelkan ke kulit pengguna dan ditekan layaknya mengenakan plester.
Dibanding dengan melakukan pengobatan melalui jarum suntik yang selama ini diterapkan dokter, teknologi terbaru ini diklaim lebih aman dan efisien. Microneedle ini juga telah diujicoba ke 3 orang pasien, dan vaksinasi berjalan lancar sehingga mereka bisa sembuh.
Ia juga mengungkapkan jika sebelumnya pihaknya telah mencoba metode ini dengan menggunakan bahan metal, namun diketahui jika bahan tersebut terlalu berisiko terhadap dampaknya pada kulit. "Bahan tersebut tidak aman, sangat berisiko untuk melukai kulit dan dapat meninggalkan bercak luka yang sulit dihilangkan," katanya.
Melihat hal itu akhirnya mereka memutuskan untuk membuatnya dengan silicon yang mudah larut, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit dan lebih aman.
Metode ini tengah diteliti lebih lanjut untuk dipublikasikan dalam tulisan berjudul Studi Klinis Terhadap Metode Pengobatan Menggunakan Patch Microneedle". Di masa yang akan datang diharapkan jika metode menggunakan patch ini bisa menggantikan jarum suntik.
Sumber : infospesial.net