AS, telah melakukan penelitian terhadap 14 kasus Virus Zika melalui hubungan seks. Para pejabat yang melakukan itu melibatkan
beberapa sampel yang diantaranya adalah wanita hamil. Dan menurut hasil
penelitian, Badan Kesehatan Penyakit Menular AS, Center for Disease Control
(CDC)—dikutip dari BBC, Rabu (24/2/2014), menyatakan bahwa belum ada bukti
bahwa wanita dapat menularkan virus Zika kepada pasangan seksnya. Jadi, apabila
ada dugaan dalam masyarakat yang menyatakan bahwa wanita hamil yang terinfeksi
Zika dapat menularkan virus tersebut kepada pasangan seksnya, itu adalah
pernyataan yang keliru!
Namun demikian, untuk
keamanan, CDC juga menyarankan untuk menggunakan kondom dan tidak menggunakan
hubungan seksual terlebih dahulu apabila berpergian ke daerah endemic Virus Zika.
Selain itu, penelitian
lain yang dilakukan kepada wanita hamil yang ada di Brazil telah memperkuat
penelitian sebelumnya. Para ilmuan menyatakan bahwa Zika dapat menyebabkan bayi
lahir dengan cacat—microcephaly (kepala kecil) saat lahir. Kepala bay yang
abnormal ini kemudian akan mempengaruhi perkembangan kognitif (kecerdasan) si
anak.
Penelitian ini mengkonfirmasikan adanya virus Zika dalam cairan ketuban dari dua wanita yang memiliki gejala terpapar virus Zika selama masa kehamilan mereka. Ilmuwan Brasil mengatakan hal ini menunjukkan jika virus Zika dapat menginfeksi janin.
Metode utama infeksi Virus ini tetap gigitan nyamuk. Para ahli mengatakan wanita yang sedang hamil harus mencoba untuk menghindari serangga. Maka, dari penjelasan di atas, jelas bahwa virus Zika tidak sama sekali dapat menulari pasangan seks si wanita.